Selasa, 07 Februari 2012

Detik-Detik Proklamasi INDONESIA


Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu dan Jepang berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan sekutu. Sultan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC.
Radio BBC         : “Setelah pengeboman yang terjadi di Nagasaki dan  Hiroshima. Akhirnya, pihak Jepang menyerah pada sekutu. Jepang berjanji untuk mengembailkannya pada sekutu…”
Sultan Sjahrir    : “Apa kalian mendengarnya?.”
Wikana            : “Iya.”
Sultan Sjahrir    : “Ini merupakan bagus untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.”
Darwis            : “Benar sekali. Kita sampaikan berita bagus ini kepada Bung Soekarno dan Bung Hatta. Bagaimana?.”
Chaerul Saleh     : “Saya sangat setuju.”
Setelah mendengar pemberitaan Jepang akan bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikannya. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka merencanakan untuk melakukan rapat PPKI. Akan tetapi, golongan muda tidak menyetujui hal tersebut.
Wikana            : “Apakah anda sudah mendengar berita dari Radio BBC?.”
Ahmad Soebardjo   : “Iya, kami semua sudah tahu.”
Chaerul Saleh     : “Kalau anda sudah tahu, mengapa diam saja?.”
Moh Hatta         : “Memangnya apa yang kalian inginkan?.”
Sultan Sjahrir    : “Kami ingin Kemerdekaan Indonesia segera di proklamasikan.”
Ir. Soekarno            : “Jangan terburu-buru. Kita harus mencari kebenarannya.”
Darwis            : “Tetapi , sampai kapan? Ini adalah kesempatan terbaik.”
Moh Hatta         : “Bagaimana kalau kita diskusikan kembali dalam rapat PPKI?”
Ir. Soekarno      : “Itu rencana yang bagus. Kita akan mencari kebenarannya terlebih dahulu.”
Wikana            : “Bagaimana?.” (melihat ke arah Sultan Sjahrir, Darwis, dan Chaerul Saleh. Mereka menggelengkan kepala). “Kami tidak setuju!”
Ir. Soekarno dan Moh. Hatta mecari tahu berita itu ke kantor Koningsplein dan kantor Bukanfu. Namun, ternyata pihak Bukanfu belum mendapatkan konfirmasi dari Tokyo.
Laksamana Maeda   : “Selamat atas keberhasilan anda di Dalat.”
Ir. Soekarno      : “Terima kasih. Kedatangan kami di sini untuk mencari kebenaran atas berita dari Radio BBC.”
Moh. Hatta        : “Apakah berita itu benar?”
Laksamada Maeda   : “Maaf, kami belum dapat konfirmasi serta intruksi dari Tokyo.”
Rapat PPKI pada 16 Agustus pada jam 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus, Sultan Sjahrir, Darwis, dan Chaerul Saleh bersama Shodanco Singgih dan pemuda lain membawa Soekarno, Hatta beserta Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok agar Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Shodanco Singgih  : “Ayo ikut kami?”
Ir. Soekarno            : “Kita mau kemana?”
A                 : “Sudah ikut saja, jangan banyak bicara.”
B                 : “Ayo cepat.”
Di Jakarta, golongan muda Wikana dan golongan tua Ahmad Soebardjo melakukan perudingan. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka di utus Yusuf Kunto untuk mengantarnya ke Rengasdengklok.
Ahmad Soebardjo   : “Baik, saya setuju dengan permintaan anda.”
Wikana            : “Terima kasih sebelumnya.” (sambil berjabat tangan, lalu memanggil Yusuf Kunto). “Yusuf… Yusuf…”
Yusuf Kunto       : “Iya, ada apa?”
Wikana            : “Tolong antar Mr. Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok.”
Yusuf Kunto       : “Baik.” (menganggukan kepala). “Mari Mr. Ahmad.”
Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto tidak mau menerima Soekarno dan Hatta  yang diantar Tadashi Maeda.
Tadashi Maeda     : “Tolong bantu mereka.”
Yamamoto          : “Maaf, tidak bisa.”
Ir. Soekarno            : “Mengapa?”
Yamamoto          : “Tolong pergi dari sini.”
Tadashi Maeda     : “Sudah kita pergi saja. Kita mencari cara yang lain.” (mengajak Soekarno dan Hatta)
Ir. Soekarno            : “Terima kasih atas waktunya.”
Moh. Hatta        : “Permisi.”
Tadashi Maeda memerintahkan Jenderal Mayor Noshimura untuk menerima merek. Namun, tanggapannya berbeda.
Tadashi Maeda     : “Tolong bantu mereka.”
Noshimura         : “sejak siang hari 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin sebelum ada keputusan dari Marsekal Terauchi.”
Ir. Soekarno      : “Apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihi oleh sekutu?”
Moh. Hatta        : “Jangan menghalangi kerja PPKI.”
Setelah dari rumah Nishimura, Soekarno-Hatta menuju rumah Tadashi Maeda diiringi Myoshi. Setelah berdebat dengan Noshimura Maeda mengundurkan diri menuju kamarnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno dan lainnya.
Ir. Soekarno            : “Bagaimana?”
B.M. Diah         : “Begini saja….” (berdiskusi)
Nishijima         : “Pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif.” (semua pandangan menuju Nishijima)
Ir. Soekarno      : “Pemindahan kekuasaan itu berarti TRANSFER OF POWER.” (kembali berdiskusi)
Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno.
Soediro           : “Siapa yang akan menandatangani?”
Soekarni          : “Bagaimana jika yang menandatangani teks proklamsi itu adalah Ir. Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.”
B.M Diah          : “Saya setuju”
Sayoeti Melik     : “Baik. Kalau begitu biar saya saja yang yang mengetik teks proklamasi itu.”
Moh. Hatta        : “Ide yang bagus. Akhirnya semuanya selesai.”
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi. Kemudian pengibaran bendera merah putih hasil jahitan Fatmawati oleh Latief Hendraningrat dan Soehoed.
PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN. DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SEKSAMA DAN DALAM WAKTU YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
JAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
Soekarno – Hatta
Berita proklamasi kemerdekaankan ini disebarkan melalui radio-radio, pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api. Walaupun mendapat kecaman dari Jepang, tetapi ini tidak menyerutkan semangat dari bangsa Indonesia. INDONESIA TETAP SEMANGAT!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar